Silahisabungan, Bataktoday–
Kawasan ini oleh masyarakat Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, dinamai Siringo. Belum cukup dikenal wisatawan yang selama ini berkunjung ke obyek wisata Tao Silalahi. Hanya para pemancing yang menginginkan suasana tenang, jauh dari ‘keriuhan’ Huta Silalahi Nabolak, yang biasa datang ke kawasan ini.
Sebelumnya BatakToday mengetahui tempat wisata alam ini melalui promosi komunitas Sahabat Alam Nusantara (SAN) di media sosial, untuk event Camping Ground & Explore Silalahi yang akan berlangsung 10-12 Maret 2017.

Saat menuju lokasi wisata alam Siringo bersama rombongan anggota Oxygen Community dari kota Kabanjahe, beserta 2 orang personil Gerakan Cinta Danau Toba-Dairi dari kota Sidikalang, Sabtu sore (25/02/2017), di jalan sesekali berpapasan dengan pemancing yang mendatangi kawasan ini dengan menaiki sepedamotor.

Rombongan berjalan kaki sepanjang sekitar 1 km dari tempat terakhir yang dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat dari area PLTA Lau Renun, Desa Silalahi III. Rasa lelah berjalan naik turun melewati tanjakan dan turunan di eks jalan Silalahi-Sitiotio yang kini telah terlantar, terobati oleh pemandangan alam tepian Danau Toba yang dapat disaksikan dari sepanjang jalan menyusur kaki perbukitan.

Setelah berjalan sekitar 25 menit, rombongan sampai di sebidang pantai berpasir putih yang berada di muara Binanga Siringo (Sungai Siringo). Kawasan yang jauh dari perkampungan, tanpa fasilitas listrik dan penginapan ini, mendekatkan pengunjung dengan alam dengan suara-suara alamiah di dalamnya. Suara ombak kecil dari danau yang pecah di bebatuan, suara aliran air sungai, suara burung serta serangga dari belukar di sekitarnya, akan menemani telinga mengisi keheningan, jauh dari hingar-bingar perkotaan.

Dengan membawa barang-barang seperlunya, petang itu rombongan menelusuri aliran Binanga Siringo dari muara hingga sekitar 500 meter ke arah hulu.

Melintas alam Binanga Siringo, berarti melintasi belukar yang tidak terlalu lebat di sisi sungai, dan terkadang kembali ke alur sungai, dengan menjadikan bebatuan sebagai titian, atau bahkan sesekali melintasi air mengalir, yang sedemikian rupa harus dipilih bagian yang tidak berarus deras.

Sekitar 300 meter perjalanan ke hulu, akan ditemui tempat dengan aliran air deras dengan terjunan dengan ketinggian sekitar 3 meteran. Tempat ini sesuai untuk menyegarkan tubuh setelah sedikit berkeringat sejak perjalanan menanjak dari muara.

Di tempat ini, BatakToday yang saat itu tertinggal oleh rombongan, bertemu dengan sekeluarga pencari tumbuhan Sitohap, yang diyakini menjadi obat awet muda, dan sebagai obat untuk beberapa jenis penyakit, seperti penyakit maag, dan gangguan pencernaan lainnya. Warga Silalahi Nabolak menyebut tumbuhan ini adalah makanan kesukaan Raja Silahisabungan semasa hidupnya.

Uban Rumasondi menerangkan, Sitohap hanya tumbuh di bebatuan pada aliran sungai berair jernih. Daun Sitohap dapat dimakan mentah, dimasak sebagai sayuran, dicampur dengan bubur beras, atau dicincang dan dijemur untuk nantinya direbus dan diminum sehari-hari. Sifatnya yang khas, yaitu setelah dijemur akan berwarna abu-abu, tetapi jika direbus akan kembali berwarna hijau.

“Inilah daun kesukaan Raja Silahisabungan. Orang akan awet muda jika rajin memakan daun ini. Yang sudah jelas diketahui orang-orang di Silalahi, daun ini obat sakit maag, dan obat untuk orang yang terganggu pencernaannya. Kalau namanya pencernaan lancar dibuatnya, berarti betul daun ini bisa bikin awet muda. Coba lihat orang yang terganggu pencernaannya, sebentar saja mukanya bisa kelihatan jadi lebih tua, kan? Berarti kunci awet muda itu, salah satu kalau pencernaan lancar,” paparnya panjang lebar tentang khasiat daun Sitohap..

Dia bersama anak, bere (keponakan dari saudara perempuan), dan lae (suami saudara perempuan), mereka berempat, mengumpulkan daun Sitohap untuk nantinya dijemur sebagai persediaan.
Selanjutnya, sekitar 100 meter lagi ke hulu, akan dijumpai air terjun yang lebih besar dan terjunan yang lebih tinggi, sekitar 8 meter. Di bawahnya sangat menyenangkan untuk dijadikan tempat berendam.

Puas berendam di tempat ini, lintasan yang sedikit menantang menunggu di depan. Dengan kemiringan yang lebih, dan akhirnya setelah ‘menaklukkan’ tebing tegak setinggi 10 meteran, pemandangan indah yang tersembunyi dalam sebuah lembah, mempesona siapa pun yang sampai ke sana.

Lembah yang dihiasi air terjun dengan sejumlah pepohonan yang tumbuh di tebing batu di bagian lebih hulu Binanga Siringo ini, sebelumnya tidak banyak diketahui para pengunjung yang selama ini datang berwisata ke Tao Silalahi.
Anda dapat mencoba menikmati semua sajian alam ini dan memetik daun Sitohap untuk awet muda, serta mengunjungi beberapa situs budaya lainnya yang terdapat di Silalahi Nabolak dengan mengikuti event Camping Ground & Explore Silalahi pada 10-12 Maret 2017, yang diorganisir oleh Sahabat Alam Nusantara (SAN) dari Kota Medan.
Untuk informasi dan pemesanan, silahkan hubungi nomor telepon berikut: 082166277585, 085359652192, dan 085358892422. (ajvg)
#WonderfulDanauToba
#PesonaIndonesia
#PesonaDanauToba