Oleh: Arif JV Girsang*)
Bah Bolon, sungai yang mengalir membelah pusat kota Pematangsiantar, Senin (7/8/2017) lalu ‘berdarah’. Warga kota dan para pelintas dihebohkan oleh kejadian langka ini. Berita tersebar ke mana-mana…

Sebelum diketahui penyebab sebenarnya, beberapa warga sempat mengartikannya sebagai ‘isyarat’ alam, bahwa akan terjadi ‘sesuatu’ di kota Siantar. Ada nada cemas, ada decak kagum… Bah Bolon memerah darah…!!! Ini akan dicatat sebagai ‘rekor’ milik kota Siantar. Entah rekor baik atau buruk, yang pasti rekor…!!!

Wow…!!! Ternyata Bah Bolon ‘berdarah’ oleh zat yang diduga kuat adalah pewarna benang yang biasa digunakan untuk mewarnamerahi benang tenun ulos, yang dibuang sembarangan di kawasan Jalan DI Panjaitan, kota ini. Bukan tanda-tanda alam…!!!

Hal lain yang tak luput dari perhatian, pusat kota ini kembali ditaburi warna merah, meski ber’campur’ putih, yang bukan oleh zat pewarna benang, tetapi oleh tinta cetak yang tersapu di baliho penyambutan Dirgahayu Republik Indonesia Ke-72.

Ini bukan seperti merahnya air sungai Bah Bolon, yang berapa hari lalu sempat diduga-duga sebagai ‘isyarat’ alam. Ini ‘ulah’ non-alamiah dari ‘penguasa’ kota Siantar…!!!

Ini bisa dijadikan rekor baru untuk Kota Siantar… Siapakah penguasa kota ini yang untuk mengajak INDONESIA KERJA BERSAMA dengan baliho serapat dan sebanyak ini pada sepenggal pulau jalan???

Sepanjang sekitar 30-an meter pulau jalan di tengah Jalan Sudirman, yang melintasi sudut Lapangan Haji Adam Malik, tak jauh dari Balai Kota sebagai pusat kekuasaan kota, dipenuhi 17 baliho ajakan KERJA BERSAMA berhiasan gambar Plh Walikota Pematangsiantar.

Ini rekor bagi Kota Siantar…!!! Yang semoga tidak menyampaikan ‘isyarat’ non-alam tentang masa depan kota Siantar…!!!
Yang pasti baliho-baliho itu mengajak KERJA BERSAMA, mengajak INDONESIA KERJA BERSAMA…!!!

Dan untuk itu, dibutuhkan 17 baliho berhias wajah Plh Walikota Pematangsiantar, di sepenggal pulau jalan itu… (Tentu ditambah lagi dengan baliho sejenis di berbagai tempat di sudut-sudut kota.)
Iya juga lah…!!! Bukankah Indonesia lahir di tanggal 17…???
Catatan:
- Zat pewarna yang memerahi air sungai Bah Bolon dikategorikan sebagai limbah yang mencemari lingkungan. Kabarnya limbah ini telah menyebabkan kematian ikan-ikan di sungai Bah Bolon.
- Baliho penyambutan Dirgahayu RI Ke-72 yang menempati pulau jalan seperti dimaksud di atas, juga akan menjadi limbah. Bedanya, limbah dari baliho tersebut masih dapat digunakan, misalnya: penutup samping yang biasa digunakan pemilik warung, baik warung nasi, warung kopi, maupun warung tuak.
*) Penulis adalah jurnalis merangkap editor di media online BatakToday.com